Jumat, 12 Oktober 2012

Anjing Yang Malas





Selasa, 09 Oktober 2012

Akan Ku Hancurkan Penyihir Itu

Part 2


“Buku ini sangat tebal, isinya apa saja ya?” aku mulai penasaran, kucoba buka lembaran pertama. “Aklusius binezta!”, “dimana topiku? Bukannya tadi aku pake?” setelah kubaca ternyata itu mantra penghilang benda di sekitar kepala. Ternyata baca buku ini seru juga, setelah beberapa hari aku sudah menguasai 142 mantra sihir. Ketika aku membaca buku itu kudapati sebuah kalimat yang berisi “JIKA SUDAH MENGUASAI 150 MANTRA, KAMU AKAN MENDAPAT SEBUAH KEJUTAN”. Sontak aku kaget, apa itu benar?. Ku coba menghafalkan 8 mantra lagi. “Hmm.. “ dari buku itu keluar cahaya yang sangat terang sampai membuat aku tak bisa melihat.  Datang seorang laki-laki seusiaku, dia mengenakan baju seperti penyihir itu. “Siapa Kamu?” ,”Aku Kiki, Aku siswa AIRSKY dan Aku datang untuk mengajakmu pergi ke AIRSKY ,”dia menjulurkan tangannya. “Aku gak bisa, Aku belum siap,” kata-kata tadi seperti keluar dengan sendirinya dari mulutku. Dia terdiam sejenak, “baiklah esok aku akan datang untuk mengajakmu dan kamu gak akan bisa kabur,” dia langsung menghilang dengan sendirinya. Aku harus bagaimana? Apakah aku harus meninggalkan kedua orang tuaku? Arrghh.. aku akan memilih.
     Sepulang sekolah, aku mampir dulu ke rumah guruku. Beliau bertanya kemana anak-anak yang gak masuk, aku jawab tidak tau. “Anak-anak kemana Ra, benar kamu tidak tau? Bukankah kamu tau setiap anak yang sekolah di sekolah kita?” tanya guruku sambil membawakan teh panas, “benar Pak, aku gak tahu Pak, kali ini aku benar-benar tidak tahu” jawabku dengan sedikit ketus. Bruak...! “siapa itu?” bentak guruku, aku pun kaget. “Pak, saya harus pergi sekarang,” tanpa mendengar jawaban guruku, aku segera berlari keluar. Seolah-olah ada yang mengikutiku, kali ini pasti penyihir itu. Aku rasa dia akan menangkapku. Kemana dia? Bukankah tadi ada dibelakangku? Aku ingat, bukankah dia bisa sihir dan pasti dia menghilang dengan menggunakan mantra itu. Tanpa basa-basi kugunakan mantra penghilang seperti yang digunakan penyihir itu, “gloria kadzam”. Ku percepat langkahku agar cepat sampai di rumah. Setibanya di rumah, aku bergegas naik ke kamar. Baru ingatlah aku jika Kiki akan datang lagi, aku harus berpamitan dengan kedua orang tuaku. Segera aku turun dari kamarku menuju ruang keluarga, tepat di ruang keluarga. Ku tarik napas panjang, aku akan berpamitan.  Tapi aku gak bisa ngucapinnya, aku takut membuat ayah dan ibu kecewa dan marah padaku. Kuberanikan diri, ini demi semua anak-anak yang ada di luar sana.
“Ayah, Ibu, aku mau ngomong,”
“Ngomong apa nak?” jawab ayahku yang mulai penasaran
“Yah, Bu aku mau pergi untuk 5 bulan ini, aku harus menguasai sihir untuk menghancurkan penyihir itu,”
“Penyihir? Siapa Ra? Pergi kemana, jangan pergi ninggalin kami nak!”
“Orang itu Yah, maaf aku harus pergi sekarang.” Aku pun berlari meninggalkan kedua orang tuaku itu, tetesan air mataku berjatuhan di lantai.
     Cahaya itu datang lagi, Kiki pun datang. “Siap?” tanyanya, “ya, aku siap” aku sedikit tidak yakin. Kiki menjulurkan tangannya, aku pun merespon. Cahaya itu datang lagi, tapi setelah cahaya itu pergi aku sudah berada di suatu tempat yang sangat indah. “Welcome to AIRSKY girl!, ayo ikut aku” Kiki menarik tanganku dan mengajakku ke dalam tempat itu. “Siapa namamu manis?” Kiki membuat ku sedikit malu dan nervous, “Aku Rara, a aku diajak kemana nih?”. “Nama yang bagus, kita akan bertemu guruku”. Ketika sampai di depan pintu besar, kakiku terasa lemas aku sudah tidak bisa merasakan apa pun.

Akan Ku Hancurkan Penyihir Itu

Part 1


  Ketika aku bermain di dalam kamar, terdengar suara sebuah benda aneh. Ku coba melihatnya dari jendela, suara itu dari dalam mobil. Sebuah mobil merah menyala yang sedang melewati rumahku dan berhenti tepat di depan rumah kosong yang tak berpenghuni samping rumahku. Bergegaslah aku turun dan langsung bertanya ke ibu, “Bu, siapa orang yang datang ke rumah kosong itu?”, “itu hanya anak dari almarhum yang dulu punya rumah” jawab ibu dengan lembut. “Kenapa ia kemari bu?”, “entahlah Ra, ibu juga nggak tahu”, ibu pun tak mengetahui jelas siapa orang itu dan mengapa ia kemari. Aku semakin penasaran, kucoba dekati pintu dan perlahan aku mulai mengintip orang itu. Dia seorang perempuan yang sangat tinggi, menurutku tingginya sekitar 200 cm. Entah mengapa dia memasukan barang-barangnya dengan menunduk. Mukanya ditutup dengan menggunakan masker hitam. Dia mengenakan sebuah jas hitam, dan berpenampilan seperti seorang penyihir. Siapa sebenarnya orang itu? Rasanya dia bukan seorang manusia, aku harus menyelidikinya!
     Perasaanku mulai tidak enak, ibuku pernah bercerita kalau orang itu selalu berpindah-pindah tempat setiap bulannya. Penyebab orang itu pindah, tak seorang pun yang tahu. Orang itu tak pernah keluar rumah dan tak pernah menyapa para tetangga. Bahkan menjamu ke rumahku pun dia tak pernah. Beberapa hari kemudian seorang temanku atau bisa dibilang tetangga dekatku meninggal, kata orang tuanya dia meninggal secara mengenaskan dengan kedua tangannya hilang. Esoknya anak tetanggaku yang masih bayi hilang, dan sorenya bayi itu ditemukan di bawah tempat tidurnya dalam keadaan tak bernyawa dengan dilumuri darah segar.  Aku mulai takut, dalam seminggu ini ada 5 anak yang meninggal dengan mengenaskan dan semua korbannya adalah anak-anak. Cara meninggalnya berbeda-beda, yang paling parah adalah anak yang otak dan jantungnya hilang tanpa luka sedikit pun di tubuhnya.  Ibuku melarangku untuk tidak keluar rumah untuk beberapa minggu ini, ibuku takut hal itu terjadi padaku.  Para polisi sudah menyelidiki peristiwa itu dan juga sudah memeriksa rumah orang itu, tetapi setelah memeriksa rumah orang itu para polisi seperti hilang akal. Semakin yakin aku jika para polisi itu dicuci otaknya. Aku mulai mencurigai orang itu, dia tak pernah muncul ke rumah tetangga yang saat itu ada musibah.
     Ketika aku pulang dari sekolah , aku mendengar suara anak menjerit. Ku ikuti arah suara itu, tapi setelah suara jeritan tadi tak terdengar  jeritan lainnya. Aku berhenti di sebuah lorong kecil dan kutemukan sebuah gubuk kecil, “jangan..!” terdengar jeritan lagi. Aku semakin penasaran, ada sebuah lubang kecil dalam pintu itu dan tanpa pikir panjang segera aku mengintip dari lubang itu. Astaga ! aku pun langsung berlari meninggalkan tempat itu. Dari gubuk tadi aku melihat orang itu memotong leher temanku. Aku mulai takut, ku kunci pintu kamarku. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kedua orangtuaku tak ku hiraukan. Selalu kubayangkan peristiwa tadi, dan itu membuatku semakin takut. “Kamu kenapa Ra?, tolong jawab ayah Ra” ayahku mulai berusaha mendobrak pintu kamarku. Kututup wajah dan badanku dengan selimut, keringat dingin mulai jatuh  bercucuran. Beberapa saat kemudian, ayahku berhenti mendobrak pintu kamarku. Aku sudah mulai tenang, lalu ku buka pintu kamarku.  “Kamu gak apa-apa kan Ra?” tanya ayah dan ibu sambil memeluk erat aku. “Aku gak pa pa kogh yah, Aku hanya habis berantem sama temenku,” jawabku dengan nada ketus. Ayah dan ibuku hanya terdiam mendengar perkataanku.
     Pada Minggu pagi aku berencana untuk memasuki rumah orang itu. Aku  butuh waktu yang tepat, waktu ketika orang itu sedang mencari mangsa. “Brrmmmp..” terdengar suara mobil orang itu, ku intip dari jendela “benar, misi segera dilaksanakan”. Mobil itu pergi meninggalkan rumah itu. Aku keluar dari jendela kamarku agar ayah dan ibu tidak tahu. Hanya tas kecil yang ku bawa dan itu berisi peralatan yang akan kugunakan untuk menyelidikinya. Ketika berada di depan pintu depannya aku mulai takut, aku percaya aku bukan gadis yang penakut. Ku coba membuka pintunya, tapi pintu rumahnya terkunci, tak habis akalku aku pun masuk dari pintu belakang dan kebetulan pintunya tidak dikunci. Perlahan ku buka pintunya, rumahnya seperti rumah pada umumnya.  Setelah ku jelajahi seisi ruangan dan ..“ternyata benar dugaanku, dia memang seorang penyihir”. Ruangan tengah berisi buku-buku sihir dan ruangannya dibuat gelap dengan penerangan lilin-lilin kecil. Aduh.. aku tersandung sebuah buku, “buku apa ini?” gumanku. Ku buka buku itu, ini seperti mantra-mantra sihir. “Aku harus pergi dari sini, sebelum aku bernasib seperti teman-temanku,” bergegas aku keluar dari tempat itu.

Sabtu, 29 September 2012

Claire HVM

Claire
https://www.google.co.id/search?q=harvest+moon+claire&hl=id&prmd=imvns&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=J_VmUKzKI5CIrAfMmIHYBw&ved=0CAoQ_AUoAQ&biw=1366&bih=486&sei=LfVmUKLXB4i3rAfj-oGoDg

Kamis, 27 September 2012

Diary Depresiku

Ini bukan tentang teriakan putus asa
 Ini adalah tentang semangat untuk menantang kerasnya hidup.

Ini adalah tentang pembuktian, bahwa nyala asa
sanggup menembus malam yang paling pekat sekalipun.

Ini adalah salam hormat kami bagi legiun Last Friends.
You gave us the reason to keep fighting.

Together, we will never surrender.

#diambil dari video klip Diary Depresiku-Last Child

Selasa, 25 September 2012

Pawai Budaya

Tahun ini Bojonegoro mengadakan pawai budaya yang dilaksanakan minggu kemarin pada 23 September 2012. Pawai tersebut sangatlah meriah. Siswa di sekolah-sekolah yang ada di Bojonegoro turut mengikuti pawai tersebut. SMP Negeri 1 Bojonegoro juga turut menampilkan hasil karya siswanya dalam pawai budaya tersebut. Seperti model busana yang diberi sentuhan batik jonegoroan, tari yang ditarikan banyak siswa, dll.
            Berhubung aku siswi kelas 8Hem, aku akan sedikit menceritakan siswa yang ikut memeriahkan paawai budaya tahun ini. Pertama, siswa yang ikut pragawati atau siswa yang mendesain busana yang digabungkan dengan batik jonegoroan adalah Yhaya (Aulia), Sasha (Achsani), Halimah (Halimatus). Siswa yang ikut nari adalah Azzah, Novita, dan Zamira.
            Desain busana untuk kelas 8Hem digabungkan dengan batik jagung dari Bojonegoro. Busana dari padanya Yhaya #Wkkkk berwarna merah membara serta lengan panjang dan bawahnya pasti juga panjang, maklum anaknya kerudungan. Kalo busana si Sasha juga tidak kalah bagus dari busana si Yhaya, dengan warna hijau royo-royo kalo gak salah. Next, busana si Halimah terkesan simple dengan warna merah gitu.
            Jika cerita di atas kurang menarik silahkan ditarik sendiri. Maaf jika ada kesalahan penulisan nama dan kalimatnya gaje. By C.

Senin, 24 September 2012

Jangan dibaca

KD : pilihlah aku
Anang : jangan memilih aku
Syahrini : kau yang memilih aku
Penjual CD : dipilih dipilih
-_-